Kadinkes: Bungo Sudah Jadi Pusat Kesehatan Jambi Wilayah Barat

Gambar : Kepala Dinas Kesehatan Bungo: dr.Safarudin Matondang M.Ph

FAKTA BUNGO – Kemajuan kabupaten Bungo pada berbagai bidang hampir selalu berada posisi terbaik dibanding dengan dengan beberapa daerah di provinsi Jambi. Tak terkecuali pada bidang kesehatan.

Ini juga dipertegas oleh Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Bungo, dr. H. Safaruddin Matondang. Dikatakannya, capaian kabupaten Bungo pada bidang kesehatan terbilang sangat baik di provinsi Jambi.

Berbagai pencapaian mulai dari ketersediaan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan, obat, hingga berbagai program kesehatan masyarakat telah menunjukkan hasil yang memuaskan.

“Saya kira untuk Jambi Wilayah Barat, kabupaten Bungo sudah menjadi pusat kesehatan. Kabupaten Bungo memiliki 57 fasilitas kesehatan yang terdiri dari rumah sakit, puskesmas, klinik, Labkesda dan Apotik. Begitupun dengan tenaga kesehatan dokter umum dan dokter spesialis, bidan dan perawat yang jumlahnya banyak sekali, semuanya lengkap,” ungkap dr. Safarudin Matondang, Jumat (01/11/2024).

Disampaikannya, saat ini kabupaten Bungo sudah banyak memiliki dokter umum termasuk dokter spesialis. 847 tenaga keperawatan, 772 tenaga kebidanan, 139 tenaga kefarmasian, 81 tenaga kesehatan masyarakat, 43 tenaga gizi dan 43 tenaga kesehatan lingkungan.

“Berbagai upaya layanan kesehatan juga menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Saat ini Univesal Health Coverage (UHV) kabupaten Bungo sudah mencapai angka 85 persen. Untuk penanganan stunting tahun 2023 kabupaten Bungo menjadi terbaik kedua se provinsi Jambi. Sedangkan untuk imunisasi kabupaten Bungo tertinggi ke tiga se provinsi Jambi,” jelas dr. Safarudin lagi.

Dikatakannya juga, kabupaten Bungo juga sudah meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan kesehatan melalui implementasi Digilapkes. Selain itu kabupaten Bungo juga sudah menerapkan Integrasi Layanan Primer (ILP) sejak awal tahun 2024 lalu.

Hal senada juga disampaikan oleh Dirut RSUD H. Hanafie Muara Bungo, dr. Esi Mustafa yang menegaskan bahwa kabupaten Bungo telah menjadi pusat kesehatan di Jambi Wilayah Barat sejak beberapa tahun lalu.

Salah satu indikatornya adalah bahwa RSUD H. Hanafie Muara Bungo yang telah menjadi rumah sakit rujukan daerah sekitar seperti Tebo, Sarolangun, Merangin, Kerinci, Sungai Penuh hingga Dharmasraya (Sumbar) sejak tahun 2013 lalu, atau pada masa Sudirman Zaini – Mashuri.

Dikatakannya, hingga kini perbaikan dalam berbagai bidang di RSUD H. Hanafie terus dilakukan. Bahkan RSUD Hanafie juga telah mempunya alat dan tenaga kesehatan seperti Cuci Darah, Kemoterapi, UTDRS yang melayani tranfusi darah, Cath Lab untuk pembuluh darah dan jantung, alat CT Scan 128 slice, treadmill dan echo cardiografi untuk deteksi sumbatan dari jantung, mamografi untuk deteksi dini kanker payudara dan Laparaskopi untuk operasi dengan luka minimal.

“Pada tahun 2022 RSUD Hanafie juga telah mengikuti akreditasi standar Kemenkes dengan lembaga LARS DHP dan mendapat peringkat Paripurna terakreditasi bintang 5. Selain itu pelayanan di Poli Klinik dan rawat inap sudah sangat berkembang dan sudah dilengkapi Poliklinik spesialis/sub spesialis. Inilah yang membuat rumah sakit kita jadi rujukan untuk Jambi Wilayah Barat,” jelas Edi Mustafa.

Dilanjutkan Edi, tahun 2023 lalu RSUD Hanafie juga telah menjalankan Elektronik rekam medik dengan menggunakan billing sistem aplikasi Khanza yang sudah terintegrasi dengan aplikasi Satu Sehat sesuai dengan arahan Kemenkes RI.

“Dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 219 yang meliputi rawat inap intesip ICU, ICCU, NICU dan HCU, selain melayani rujukan dari 18 Puskesmas di kabupaten Bungo, RSUD Hanafie juga melayani pasien rujukan dari dokter praktek perorangan, klinik swasta, RS klas C dan D baik swasta maupun pemerintah kabupaten sekitar seperti Merangin, Sarolangun, Tebo, Kerinci dan Dharmasraya,” Ucapnya.

Di katakan nya Safarudin Matondang lagi, Dimasa kepemimpinan pak Mashuri kita juga berupaya untuk mewujudkan untuk Bungo menjadi pusat pelayanan kesehatan, jadi hal ini sudah di mulai sejak zaman pak Zulfikar Ahmad di Bungo ini sudah ada rumah sakit lima lantai serta klinik.

Selanjutnya berganti pimpinan terus kita lanjutkan mengupayakan mendapatkan bantuan bantuan dari negara untuk kita, pada tahun 2013 agar kita bisa menjadi rumah sakit rujukan di wilayah Jambi wilayah barat, oleh gubernur pergub no 3 tahun 2013 yang pada saat itu juga kita membangun asesmen untuk menetapkan atau memilih apakah layak kita menjadikan rumah sakit kelas B.

Akhirnya di tahun 2014 kita difasilitasi oleh direktur rujukan langsung oleh bupati didampingi oleh pak Wabup pada waktu itu, nah setelah itu kita mendapatkan surat keputusan menteri kesehatan dalam bentuk piagam dan juga ada ditetapkan sebagai rumah sakit kelas’ B, dengan tempat tidur 290, namun kita terus berupaya untuk menjadikan satelit pendidikan di tahun 2015 dan di keluarkan nya sertifikat pada awal tahun.,”tuturnya .

Selanjutnya kita juga melakukan MOU dengan fkubat untuk menjadi rumah sakit satelit pasa tahun 2017 kita memulai pengiriman dokter koas dan 2018 kalau tidak salah di zamannya ibu mardiah sebagai direkturnya RSUD H.Habafie pada waktu itu, sebelum dia pindah ke dinas.

Untuk pelayanan AD cuci darah kita kembangkan pada tahun 2016, pertama itu delapan tempat tidur kemudian di kembangkan oleh direktur direktur nya menjadi 20 tempat tidur, Alhamdulillah untuk melakukan cuci darah tidak jauh jauh lagi, namun kita akan terus butuh spesialisasi yang berkaitan dengan itu dan suda melakukan kerjasama dengan rumah sakit Raden Mattaher jambi sebagai induknya.

Kemudian daripada itu kita sebagai RS rujukan Jambi wilayah barat itu yang meliputi kabupaten kota yang meliputi Merangin kemudian Sarolangun Tebo dan ditambah lagi dengan Dharmasraya dan juga kunjungan kita terus meningkat sampai kita kadang kita tidak terpenuhi untuk ruang perawatannya,”tutupnya.(FB)