FAKTA BUNGO – Naya (10) penderita penyakit asma mengaku ditolak oleh pihak Rumah sakit Permata Hati, Kelurahan Sungai Kerjan, Kecamatan Bungo Dani, Kabupaten Bungo.
Yesi selaku orang tua Naya mengatakan kepada media online Fakta Bungo, Senin Sore (21/01/2025) mengatakan, “anak saya mempunyai riwayat penyakit Asma melihat kondisi Naya semakin mengeluarkan nafasnya dengan cepat, saya langsung bawa ke RS Permata Hati pada Senin dini hari sekira pukul 03.00 WIB, setiba disana Naya disuruh menimbang berat badan dan ukur tinggi badan, akan tetapi dirinya tidak pernah di sentuh oleh oknum Dokter di RS Permata Hati,”Ujar Yesi.
Pihak oknum Dokter RS Permata Hati hanya memberikan komentar kepada Ibu pasien bahwasanya kamar penuh, seharusnya kalau memang Dokter Profesional setidaknya periksa dulu keadaan pasien, jangan langsung bilang kamar penuh.
“Iya, oknum Dokter disana hanya mengeluarkan kata-kata kamar penuh tanpa memeriksa keadaan pasien terlebih dahulu, padahal saya tidak meminta untuk di rawat inap disana, malahan oknum tersebut menyarankan kan saya bawa ke RSUD Hanafi atau RS Jabal Rahmah,”kata Yesi.
Sementara itu Muhammad Daniel selaku Abang sepupu Naya mengatakan, atas kejadian ini meminta kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo agar turun ke lokasi dan meminta direktur utama/ Dokter RS Permata Hati di copot dari jabatannya/ memberhentikan oknum dokter tersebut.
“Menurut saya ini perbuatan yang tidak manusiawi lagi, karena pihak oknum RS Permata Hati tidak melayani pasien sesuai dengan aturan yang berlaku, malahan adanya penolakan pasien yang tidak masuk akal,”Kata Daniel.
Hal ini ditegaskan dalam Pasal 32 Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Ini artinya, rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan dilarang menolak pasien yang dalam keadaan darurat serta wajib memberikan pelayanan untuk menyelamatkan nyawa pasien.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo dr.Safarudin Matondang.,M.Ph mengungkapkan, menurut keterangan perawat yang ada di sana ketika di konfirmasi mereka mengatakan, tidak ada penolakan pasien, hanya saja kamar pada waktu itu penuh.
” Tidak ada kami menolak pasien pak, kebetulan saja pas pasien itu datang kamar rawat inap penuh,”Katanya.
Akan tetapi permasalahan ini, Dinas Kesehatan Bungo akan telusuri lagi, apakah benar ketika pasien datang, pasien tidak ada di sentuh atau di periksa oleh oknum Dokter RS Permata Hati.
“Kami akan telusuri terlebih dahulu, apakah benar Oknum Dokter tersebut tidak ada memeriksa pasien terlebih dahulu, kalau saja memang benar kami akan ambil tindakan tegas sesuai dengan kode etik Kedokteran,”Tutupnya.(FB)